Setujukah Bela Negara Masuk Kurikulum Baru Tahun Depan ?
14.12.15
Add Comment
Beberapa waktu yang lalu Indonesia dihebohkan dengan wacana wajib militer, pasalnya anak negeri yang cinta terhadap Indonesia termasuk isinya mulai pudar sehingga muncul gagasan seperti itu. Ada pro dan kontra mengenai gagasan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu. Lagi-lagi karena tidak anggaran untuk pelaksanaan wajib militer ada beberapa praktisi pendidikan yang mengusulkan bela negara pada kurikulum Nasional.
Kurikulum Nasional adalah kurikulum pengganti K-13 yang dinilai banyak kekurangan sehingga perlu diganti. Selengkapnya silahkan Anda baca "Kurikulum Nasional Sebagai Pengganti K-13".
Menurut Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara yang sudah berjalan ditingkat Nasional sangat banyak manfaatnya. "Selain itu, guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam menghadapi multidimensionalitas ancaman yang membahayakan keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa," ujar Ryamizard usai menutup program Diklat Bela Negara tingkat Nasional 2015, di Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor.
Kata Ryamizard, pentingnya nilai-nilai bela negara ditanamkan pada lembaga pendidikan formil, dengan memasukan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. "Kita sudah sampaikan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, kurikulum bela negara ini tahun depan diajarkan di setiap sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tentunya bobot pengenalan nilai-nilai bela negaranya beda dengan diklat bela negara tingkat nasional, yang jelas bagaimana menimbulkan kebanggan menjadi anak bangsa, yang menghormati bendera merah putih, mencintai negara dan itu semua penting diterapkan sejak dini," ujarnya.
"Jadi, nanti ada namanya pelajaran diklat bela negara, di tingkat TK (Taman Kanak-kanak) kurikulumnya sudah ada. Masuknya kurikulum bela negara di tingkat TK, karena long term memorinya anak TK itu sangat bagus. Seperti di negara sahabat, seperti Singapura, mereka sudah diperkenalkan dengan sistem pertahanan negara, produk-produk alutsista, diajak menonton film tekait kondisi negara jika diserang dan sedang berperang. Bagaimana cara berjuang," ungkapnya.
Nantinya, lanjut dia, sifat pendidikan bela negara di tingkat TK itu, diupayakan sifatnya lebih kepada jalan-jalan, bermain atau karyawisata. "Begitupun dengan di tingkat SD, pada prinsipnya kurikulum bela negara diterapkan tidak terlalu satu arah. Permainan, diskusi dan pemecahan masalah. Jadi disini kita sudah membahas bagaimana metodologi pengajarannya, baik tingkat TK, SD, SMP dan SMA hingga tingkat perguruan tinggi,” tandasnya.
Kurikulum Nasional adalah kurikulum pengganti K-13 yang dinilai banyak kekurangan sehingga perlu diganti. Selengkapnya silahkan Anda baca "Kurikulum Nasional Sebagai Pengganti K-13".
Menurut Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara yang sudah berjalan ditingkat Nasional sangat banyak manfaatnya. "Selain itu, guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam menghadapi multidimensionalitas ancaman yang membahayakan keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa," ujar Ryamizard usai menutup program Diklat Bela Negara tingkat Nasional 2015, di Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor.
Kata Ryamizard, pentingnya nilai-nilai bela negara ditanamkan pada lembaga pendidikan formil, dengan memasukan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. "Kita sudah sampaikan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, kurikulum bela negara ini tahun depan diajarkan di setiap sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tentunya bobot pengenalan nilai-nilai bela negaranya beda dengan diklat bela negara tingkat nasional, yang jelas bagaimana menimbulkan kebanggan menjadi anak bangsa, yang menghormati bendera merah putih, mencintai negara dan itu semua penting diterapkan sejak dini," ujarnya.
"Jadi, nanti ada namanya pelajaran diklat bela negara, di tingkat TK (Taman Kanak-kanak) kurikulumnya sudah ada. Masuknya kurikulum bela negara di tingkat TK, karena long term memorinya anak TK itu sangat bagus. Seperti di negara sahabat, seperti Singapura, mereka sudah diperkenalkan dengan sistem pertahanan negara, produk-produk alutsista, diajak menonton film tekait kondisi negara jika diserang dan sedang berperang. Bagaimana cara berjuang," ungkapnya.
Nantinya, lanjut dia, sifat pendidikan bela negara di tingkat TK itu, diupayakan sifatnya lebih kepada jalan-jalan, bermain atau karyawisata. "Begitupun dengan di tingkat SD, pada prinsipnya kurikulum bela negara diterapkan tidak terlalu satu arah. Permainan, diskusi dan pemecahan masalah. Jadi disini kita sudah membahas bagaimana metodologi pengajarannya, baik tingkat TK, SD, SMP dan SMA hingga tingkat perguruan tinggi,” tandasnya.
0 Response to "Setujukah Bela Negara Masuk Kurikulum Baru Tahun Depan ?"
Post a Comment