3 Alasan Kenapa Film G30S/PKI Tidak Layak Diputar Untuk Anak
23.9.17
Add Comment
Sebentar lagi memasuki tanggal 30 September yang mengingatkan kita akan tragedi kelam penculikan Jenderal yang setiaa pada NKRI. Setelah muncul isu bahwa pemeritahan Jokowi akan membuat film PKI versi terbaru yang dekat dengan kenyataan yang sebenarnya. Hal tersebut diperkuat pernyataan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo bahwa dipersilahkan memutarkan film PKI lama sebelum versi terbaru dibuat sehingga masyarakat bisa menilai siapa dibalik PKI.
Bicara tentang PKI emang nggak ada habisnya, dulu ngomongin komunis saja orang nggak berani namun seiring berkembangnya zaman disaat demokrasi tumbuh bicara tentang PKI bukan hal tabu lagi. Meskipun ada beberapa golongan yang menyatakan dilarang ngomongin PKI itu pasti bertentangan dengan pemerintah zaman sekarang.
Dikutip dari laman resmin JPNN.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan, film Pengkhianatan G30S/PKI tidak layak ditonton anak-anak. Film garapan sutradara Arifin C Noer selama era Orde Baru (ORBA) menjadi tontonan yang wajib diputar setiap 30 September. Saat masa reformasi bergulir, film itu akhirnya berhenti tayang di layar kaca.
Hingga kini film Pengkhianatan G30S/PKI tidak pernah lagi diputar. Namun jelang 30 September saat ini muncul permintaan dari beberapa kelompok masyarakat untuk memutarnya kembali pascaisu kelahiran komunisme merebak beberapa waktu lalu. Film ini tidak patut ditonton anak-anak. Dan, sebaiknya jangan diputar lagi bagi anak-anak, kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti dalam pernyataan resminya, Minggu (17/9).
3 Alasan Kenapa Film G30S/PKI Tidak Layak Diputar Untuk Anak:
1. Dalam film tersebut muncul beberapa adegan sadis dan penuh kekerasan, yaitu ketika para perwira militer diculik dari rumahnya. Mulai ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Tjakrabirawa hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution, termasuk adegan saat anggota Gerwani menyilet salah satu wajah korban.
Adegan kekerasan, baik kekerasan verbal, apalagi kekerasan fisik berupa penyiksaan dan pembunuhan akan menimbulkan trauma buruk pada anak-anak, hal ini membahayakan kondisi psikologis anak-anak.
2. Dalam film tersebut banyak diksi yang juga mengandung kekerasan, salah satu pernyataan darahmu halal jenderal, dan diksi lain yang kemungkinan besar tidak dipahami anak-anak.
3. Masih banyak film sejarah yang lebih mendidik dan layak disaksikan anak-anak. Film sejarah sejatinya harus membangkitkan rasa nasionalisme dan menstimulus cara berpikir kritis pada anak-anak. Film-film perjuangan dan biografi para pahlawan bangsa Indonesia ada banyak dan layak dipelajari serta ditonton oleh anak-anak.
Karena pertimbangan ketiga hal tersebut, maka KPAI mengimbau para orang tua sebaiknya ikut mencegah anaknya menonton film Penghianatan G 30 S/PKI tersebut, demi kepentingan terbaik bagi anak-anak, pungkas Retno.
Bicara tentang PKI emang nggak ada habisnya, dulu ngomongin komunis saja orang nggak berani namun seiring berkembangnya zaman disaat demokrasi tumbuh bicara tentang PKI bukan hal tabu lagi. Meskipun ada beberapa golongan yang menyatakan dilarang ngomongin PKI itu pasti bertentangan dengan pemerintah zaman sekarang.
Dikutip dari laman resmin JPNN.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan, film Pengkhianatan G30S/PKI tidak layak ditonton anak-anak. Film garapan sutradara Arifin C Noer selama era Orde Baru (ORBA) menjadi tontonan yang wajib diputar setiap 30 September. Saat masa reformasi bergulir, film itu akhirnya berhenti tayang di layar kaca.
Hingga kini film Pengkhianatan G30S/PKI tidak pernah lagi diputar. Namun jelang 30 September saat ini muncul permintaan dari beberapa kelompok masyarakat untuk memutarnya kembali pascaisu kelahiran komunisme merebak beberapa waktu lalu. Film ini tidak patut ditonton anak-anak. Dan, sebaiknya jangan diputar lagi bagi anak-anak, kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti dalam pernyataan resminya, Minggu (17/9).
3 Alasan Kenapa Film G30S/PKI Tidak Layak Diputar Untuk Anak:
1. Dalam film tersebut muncul beberapa adegan sadis dan penuh kekerasan, yaitu ketika para perwira militer diculik dari rumahnya. Mulai ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Tjakrabirawa hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution, termasuk adegan saat anggota Gerwani menyilet salah satu wajah korban.
Adegan kekerasan, baik kekerasan verbal, apalagi kekerasan fisik berupa penyiksaan dan pembunuhan akan menimbulkan trauma buruk pada anak-anak, hal ini membahayakan kondisi psikologis anak-anak.
2. Dalam film tersebut banyak diksi yang juga mengandung kekerasan, salah satu pernyataan darahmu halal jenderal, dan diksi lain yang kemungkinan besar tidak dipahami anak-anak.
3. Masih banyak film sejarah yang lebih mendidik dan layak disaksikan anak-anak. Film sejarah sejatinya harus membangkitkan rasa nasionalisme dan menstimulus cara berpikir kritis pada anak-anak. Film-film perjuangan dan biografi para pahlawan bangsa Indonesia ada banyak dan layak dipelajari serta ditonton oleh anak-anak.
Karena pertimbangan ketiga hal tersebut, maka KPAI mengimbau para orang tua sebaiknya ikut mencegah anaknya menonton film Penghianatan G 30 S/PKI tersebut, demi kepentingan terbaik bagi anak-anak, pungkas Retno.
0 Response to "3 Alasan Kenapa Film G30S/PKI Tidak Layak Diputar Untuk Anak"
Post a Comment